Monday, August 28, 2017

Nonton Film Online - Apakah Marvel Lebih Baik Dalam Membuat Film Superhero Dibanding DC?

Nonton Film Online - Apakah Marvel Lebih Baik Dalam Membuat Film Superhero Dibanding DC? - Well, ini pertanyaan yang sulit. Tapi saya yakin, hati kecilmu pasti mengatakan jika Marvel memang membuat film superhero yang terbaik, iya kan? Tapi apakah memang benar Marvel lebih unggul dari DC dalam membuat film? Kita telaah satu-satu yuk.

Apakah Marvel Lebih Baik Dalam Membuat Film Superhero Dibanding DC?


Okelah, kalau berbicara mengenai jumlah, DC sudah kalah jauh dari Marvel yang sudah merilis 15 film dalam Marvel Cinematic Universe, berbanding dengan DC Cinematic Universe yang baru merilis 4 film. Bagaimana dengan rating masing-masing film? Cek deh gambar di bawah.


Nonton Film Online


Infografis © Rotten Tomatoes
Infografis © Rotten Tomatoes
Ini adalah rating dari website Rotten Tomatoes, sebuah web film review dimana para reviewer bisa mengomentari bahkan memberikan rating jika film tersebut layak tonton atau tidak. Disitu terlihat jika film DCEU yang meraih rating besar hanyalah WONDER WOMAN, sisanya mengenaskan. Bahkan dibandingkan dengan film MCU, rating Rotten Tomatoes paling jelek adalah 66% untuk THOR: THE DARK WORLD.

Lantas, apa yang membuat Marvel selangkah lebih maju dalam membuat film superhero? Ada beberapa faktor yang kami rangkum di bawah ini.

DCEU & MCU © New Line Rockstar
DCEU & MCU © New Line Rockstar
1. Marvel 'curi start' duluan.

DCEU & MCU © New Line RockstarYa, seperti diketahui, DC sudah sangat terlambat ketika memulai DC Extended Universe-nya. Ketika Marvel sudah memulai MCU dari tahun 2008, DC baru memulai DCEU pada tahun 2013.

Tentunya hal tersebut berdampak kepada film-film DCEU, yang seakan dibuat terburu-buru. Silakan bandingkan jalan cerita THE AVENGERS buatan Marvel, dimana sebelumnya, seluruh superhero dalam film ini mempunyai film sendiri yang menceritakan kisahnya masing-masing. Film-film tersebut saling berkaitan hingga akhirnya mereka bertemu dalam satu layar besar THE AVENGERS.

Di lain waktu, DC sudah tak punya waktu untuk menerapkan model seperti itu. Maka dari itu, mereka langsung hajar dengan membuat film kumpulan superhero mereka, JUSTICE LEAGUE. Yang unik, hanya Superman dan Wonder Woman saja yang mendapatkan film solo sebelum JUSTICE LEAGUE. Sisanya, yaitu Batman, Aquaman, Flash dan Cyborg mendapatkan film solo setelah JUSTICE LEAGUE.

Tentunya model tersebut sedikit banyak akan merugikan DC, pasalnya bagi penggemar baru, hal tersebut mengurangi bonding antara penggemar dan superhero. Marvel mengetahui hal tersebut dengan membuat film solo masing-masing superheronya, dengan tujuan untuk menciptakan ikatan antara para fans dengan karakter. Begitu ikatan tersebut sukses dan fans suka dengan karakter superhero tersebut, tak akan jadi masalah besar bagi Marvel untuk menampilkan superhero tersebut di film lainnya. Walau hanya sebatas cameo, pasti fans akan tetap berbondong-bondong datang untuk menyaksikan filmnya.
Marvel & DC © Cinemablend
Marvel & DC © Cinemablend

2. Belajar dari masa lalu

Ya, Marvel pernah bangkrut di tahun 1996. Itulah sebabnya kenapa banyak karakter-karakter superheronya 'nyangkut' di studio lain, pada saat itu, Marvel melisensikan karakter superheronya dikarenakan mereka tak mempunyai uang untuk membuat film. Jadilah Spider-Man dimiliki oleh Sony, Hulk dimiliki oleh Universal, Blade dimiliki oleh New Line Cinema, sedangkan X-Men, Daredevil, Elektra dan Fantastic Four dimiliki oleh Fox.

Masa lalu yang pahit itulah yang akhirnya membuat Marvel sangat berhati-hati sebelum membuat film. Kondisi berbeda dialami oleh DC, yang sejak awal karakternya utuh dan dimiliki oleh satu studio, Warner Bros. saja (kecuali Green Lantern). Apalagi film-film Superman dan Batman (terutama trilogi THE DARK KNIGHT) memang sukses besar. Mungkin itu yang membuat DC 'agak lengah' dengan Marvel dan MCU.

MCU & DCEU © Geek X Girls
MCU & DCEU © Geek X Girls
3. Mereka memilih aktor yang kurang terkenal
MCU & DCEU © Geek X Girls
Jangan bandingkan kondisi Robert Downey Jr. sekarang ya, namun bandingkan kondisinya saat pertama kali memerankan Tony Stark di IRON MAN tahun 2008. Ya, nama Downey sama sekali tak dikenal kala itu, sama dengan Chris Evans maupun Chris Hemsworth yang masing-masing memerankan Captain America dan Thor.

Ya, walaupun berhati-hati, namun Marvel memang membuat pilihan beresiko kala memasukkan nama-nama yang kurang terkenal sebagai pemeran utama. Tujuannya jelas, untuk menghemat budget produksi film kala itu. Ternyata pilihan mereka berbuah manis, para aktor B-list ini kini telah berubah menjadi aktor A-list sejalan dengan semakin populernya karakter yang mereka perankan.

Di lain pihak, DC enggan memakai strategi seperti itu, dan memilih selebriti kelas A untuk film-filmnya. Lihat saja Ben Affleck sebagai Batman, Will Smith sebagai Deadshot dan Chris Pine sebagai Steve Trevor. Pemakaian seleb kelas A tentunya akan membuat biaya film semakin melambung, dan untuk kasus DC, pemakaian seleb kelas A tak terlalu menambah penghasilan box office secara signifikan (kecuali Chris Pine dalam WONDER WOMAN tentunya).

Jadi, untuk sementara, kami kira Marvel masih memegang posisi sebagai pembuat film superhero terbaik. Namun tak ada yang abadi di dunia ini, bisa saja nantinya DC yang akan memegang tahta tersebut, mengingat WONDER WOMAN mendapatkan respon yang sangat baik dalam perilisannya, serta JUSTICE LEAGUE & AQUAMAN masuk ke dalam list film superhero yang paling ditunggu. Apapun itu, mau DC atau Marvel, yang pasti jangan tonton film bajakan ya!


Posted By

No comments:

Post a Comment